Rabu, 23 Maret 2016

dadah, kiboo. dadah! :')

kiboo, ya sebut saja begitu, bayi musang yang baru belajar berjalan dengan mata yang masih tertutup dan tubuh yang belum begitu kuat. satu minggu pertama pertemuan kami, kami saling mengenal satu sama lain, kiboo yang selalu berteriak dikala perutnya merasakan lapar, pun aku yang selalu ingin bermain denganya walau dia sedang dalam keadaan mengantuk, kami berusaha untuk saling mengerti satu sama lain, sampai bertemu di minggu kedua, kiboo mulai membuka matanya dan melihat indahnya dunia, melihatku, melihat daerah sekelilingnya, bahkan melihat pantulan wajah lucunya didepan cermin. ya, selamat datang di dunia kiboo kecilku.

***

"kiboo, waktunya mam, bismillah, aaaa" ucapku sambil mendekatkan ujung pipet kearah mulutnya dengan hati-hati.
"nah, gitu dong pinter deh kiboo" ucapku, selalu, setelah kiboo menghabiskan satu piring penuh bubur bayi yang kubuatkan khusus untuknya. satu bulan bersama, kita semakin dekat, berjalan bersama, pergi ke tempat-tempat seru, setiap minggu, dari mulai siang sampai malam gelap.
"kiboo, waktunya tidur, muah!" ucapku, setiap malam, tanpa henti, tanpa jeda. seakan mengerti, kiboo menengok kearahku dan menatap tajam, seolah berkata; "iya, selamat tidur juga qi." iya, mungkin.

***

"kamu apa lagi sih semua dipelihara semua dipelihara!" ucap seorang laki-laki bertubuh tinggi tegap. ya, itu ayahku.
tak mudah memang, tak semua orang tua suka melihat anaknya memelihara hewan 'aneh' atau bahkan sampai membawahnya masuk kedalam rumah. tak semua orang tua bisa mengizinkan hal seperti itu, tapi aku percaya, kiboo adalah bagian dari keluargaku.
satu minggu pertama, ayah hanya melihat dan tidak pernah sedikitpun menyentuh kiboo, sedikitpun. sampai akhirnya, entah karna apa, mungkin dia melihat kebersamaanku dengan kiboo yang selalu seperti "orang gila" bagaimana tidak? aku berbicara dengan hewan, setiap saat, seakan kiboo adalah anak kecil berwajah lucuk dengan gigi yang baru tumbuh sebagian. tapi entahlah aku tidak peduli, aku yakin kiboo mengerti semua pembicaraanku padanya.

***

satu bulan pertama, semuanya terlihat bahagia, kiboo mulai bisa melihat jelas dan selalu bercanda setiap saat, bahkan sampai menggigit apapun yang menghalangi jalannya, sampai akhirnya semuanya terhenti pada malam itu, malam dimana kiboo mendadak mengalami kejang hebat, badanya gemetar dan kepalanya menunduk, entah kenapa, awalnya, tidak, bukan awalnya, dua menit sebelumnya, dia masih normal dan biasa saja. pusing? bingung? tentu saja, sangat bingung, searching kesana-kesini tanpa hasil sama sekali, akhirnya kiboo kembali normal dengan sendirinya beberapa jam setelah kejang hebatnya. mungkin saja kiboo lapar? mungkin, mungkin saja kiboo kedinginan? mungkin, mungkin saja kiboo terlalu lama di dalam tas? mungkin, iya, mungkin mungkin dan mungkin, semua hanya mungkin yang tak kunjung menjadi kepastian.
malam itu juga kiboo kembali terlihat sehat. ya, hanya terlihat. semacam sebuah sakit bernama epilepsi, kiboo selalu mengalaminya sesaat, lalu sembuh lagi, begitu terus sampai kira-kira seminggu. setiap waktu, kuhabiskan untuk searching tentang apa yang mungkin kiboo alami, banyak referensi obat yang tertulis, tapi tidak satupun yang berhasil.
"kiboo, kuat ya, kiboo kuat!" ucapku saat kondisi kiboo semakin memburuk, dari makan lahap, sampai muntah terus-menerus. dari setiap saat lari-larian, sampai setiap waktu hanya dihabiskan dengan tidur. entah apa yang harus dilakukan saat itu sampai akhirnya, malam itu yang entah hari apa, kiboo mengalami kejang yang amat parah, kuangkat kiboo dan kutemani dia diatas kasur, memberi semangat yang entah dia pahami atau tidak; "maaf kiboo, maafin aku nggak becus ngerawat kiboo, maaf aku jahat sama kiboo, kiboo semangat dong, ayo semangat, katanya mau gathering bareng muldok, katanya mau ketemu temen-temen kiboo? ayao semangat!" ucapku saat itu, ya, sepertinya kiboo mengerti kali ini, wajah lemasnya yang menghadap kearahku, matanya yang terlihat layu, perlahan membasah dan meneteskan air mata.

***

"mas, musangnya sakit? coba kasih obat, saya ada referensi dari dokter, musang saya dulu begitu dan sekarang sembuh" tiba-tiba handphoneku berbunyi dan isinya terlihat seperti suatu pesan singkat yang dikirim oleh malaikat diatas sana, bagaimana tidak? disaat seperti ini ada suatu pesan yang memberikanku cara dan nama obat yang harus dibeli di apotek terdekat.
kembali ke kiboo, setelah itu sesaat sebelum pesan singkat itu masuk ke handphoneku, perlahan kiboo membaik, semangat? ya, aku percaya kali ini kiboo mengerti dan menunjukan semangatnya untuk sehat dan tumbuh besar bersamaku. iya, tumbuh besar. pukul 02:16 malam, apotek pasti sudah tutup, tapi aku paksakan untuk tetap mencarinya, demi kiboo, demi kiboo!

***

"waktunya minum obat, kiboo lucuk!"
siang itu, 5 hari setelah malam dimana kiboo mengalami kejang hebat. kiboo kembali normal, kembali semula, berkat obat yang disarankan oleh 'mbak malaikat' yang tengah malam begitu mengirimku pesan singkat. kiboo sembuh, tapi tidak sepenuhnya, sesaat setelah sembuh dari sakitnya, kiboo sangat membutuhkan cahaya matahari, sedangkan kiboo adalah hewan nokturnal yang menghabiskan waktu dimalam hari, mau tidak mau, dokter yang menangani kiboo juga bilang bahwa sakit yang dialami kiboo ini bisa sembuh, tapi tidak tanpa efek samping: sembuh dengan keadaan lumpuh ( karna kurang sinar matahari ) atau sembuh dengan katarak atau tidak dapat melihat ( karna terlalu sering terpapar cahaya matahari ) tentu saja aku memilih pilihan kedua, karna katarak pada musang masih bisa disembuhkan.
yup, kiboo sembuh namun tidak lagi bisa melihat, hari harinya dihabiskan dengan mencium, kiboo bisa berjalan meraba dengan penciumanya, terlihat normal, hanya matanya saja yang berwarna putih, menerima? tentu saja, sampai dokter berterima kasih padaku karna merawat kiboo dengan baik dan tidak membuangnya ketika sakit, seperti maaf, owner sampah yang hanya menginginkan peliharaanya dalam meadaan sehat.

***

"selamat pagi kiboo, mam yuk mam, abis itu bobok, nanti aku pulang kuliah kiboo mam lagi"
mungkin dia mendengar dan mencium bau tubuhku yang sudah ia kenali, setiap aku turun dari kasur kiboo seakan melihat kearahku sampai aku membuka kandang dan ia meraih tanganku lalu berjalan naik sampai ke pundak. anteng, iya anteng, setiap pagi selalu berlari ke pundak, lalu mengacak-acak rambut, bahkan sampai menciumi pipi. setelah makan, dia kembali ke kandangnya, menungguku mengucapkan: "tidur boo, nanti siang makan!" lalu kemudian ia tidur, ya, kiboo benar-benar mengerti apa yang aku ucapkan. beberapa hari kemudian, dokter menyarankan obat mata dengan merk "erlamycetin" untuk penyembuhan matanya, baiklah, kalo bisa bikin kiboo sembuh, kenapa enggak? pikirku saat itu. sesaat setelah membeli obat tersebut, aku membaca aturan pakai dan tertulis: sesaat setelah ditetes, mata akan merasakan seperti terbakar. terbakar, terbakar, terbakar. satu kata itu berputar-putar, seakan memberiku pertanyaan: "lo tega, qi? tega lo? hah?" akhirnya, bagian menetes mata semua diserahkan kepada ayahku, karna mungkin dia lebih tega dan mengerti cara mengambil hati kiboo untuk diam saat diteteskan matanya. 2 minggu kemudian, setelah menderita karna harus merasakan perih sehari dua kali, kiboo mulai mengalami perubahan dengan matanya, matanya kembali berwarna hitam dan bisa melihat, walaupun belum jelas, tapi bisa melihat. kiboo sehat, yeay!

***

"makan dong, hey, kiboo, makan plis plis ayo makan dong" ucapku malam itu, 8 hari yang lalu sepertinya. dua minggu setelah kiboo kembali sehat dan ceria tiba-tiba kiboo tidak mau makan, menolak setiap disuapi, entah kenapa, tiba-tiba seperti itu.
mungkin belum lapar? ya, mungkin belum lapar. 8 jam kemudian, kembali kucoba untuk memberinya makan, dia tetap menolak. ya, mungkin belum lapar. 8 jam kemudian lagi, tetap tidak mau makan. badanya terlihat semakin kurus dalam waktu singkat, akhirnya kuambil tindakan untuk sedikit memaksanya menelan makanan. terus, setiap hari begitu. semakin menolak, semakin menolak, dan semakin menolak. bukan soal dipaksa atau memaksa, jika menuruti keinginanya dia akan sakit karna kurang makan. jika dipaksa terus menerus, kalian pasti mengerti bagaimana rasanya dipaksa makan saat tidak ingin makan. lalu bagaimana? iya, aku yakin kiboo kuat, aku yakin kiboo mengerti yang aku ucapkan. mengapa? karna setiap aku memohon, perlahan kiboo membuka mulutnya.

***

"kiboo, waktunya mam, aku abis beli pisang baru nih enak, mam yuk!"
ucapku tadi siang, ya, baru sekali tadi siang. kuangkat kiboo dari kandangnya dan seperti biasa, sedikit memaksanya untuk makan. seperti biasa, setelah makan, kiboo berlari ke pundakku dan tidur pulas.
pukul 03:13 kiboo kembali kekandang, meminta keluar, namun aku menolaknya sambil berkata: "sebentar ya kiboo, aku makan dulu, abis makan kita main ya, kita main!" kiboo diam, lalu tertidur. selesai makan, kutengok kandangnya, masih tertidur, ku colek dan memanggil namanya: "boo, mau main nggak?" sepertinya sangat mengantuk dan hanya melihat keatas tanpa meraih tanganku.
"yaudah kiboo tidur deh, nanti kita main ya sore, aku janji kita main!"

***

"kiboo, maaf gapernah becus ngerawat kamu, maaf selalu lakuin hal yang kiboo gasuka, maaf selalu maksa hal yang kiboo gamau, maaf, aku cuma mau kiboo sehat, nggak lebih, maaf kiboo maaf ;')"

entah harus bicara apa lagi, setelah melihat semangat seekor musang kecil yang selalu berusaha melawan sakitnya, berkali-kali, berhari-hari, bahkan berbulan-bulan, sampai akhirnya dia berhenti sore ini.
shock berat, ya, sangat kaget. janji nanti sore main, janji nanti sore main, janji nanti sore main. kiboo, ayuk main kiboo, kiboo bangun! ;')

waktunya mam kiboo, waktunya mam.

selamat pagi kiboo!

hei lucu, main yuk!

aduh takit, jangan gigit aku ampun.

kata-kata yang mungkin aku rindukan, yang mungkin akan selalu terbayang setiap harinya.

Ayah bilang: udah jangan ditangisin, kiboo udah cukup kok buktiin semangatnya, udah, biar dia istirahat, ikhlasin, biar tenang.

Ibu bilang: udah gapapa ikhlasin, kasian kalo begitu terus malah dia kesiksa, biar dia istirahat.

Kakak bilang: kiboo, sehat ya disana, dadah kiboo.

ya, tiga orang yang awalnya sangat menolak kehadiran kiboo, pada akhirnya luluh setelah melihat tingkah kiboo setiap harinya, dan kemudian menerima kiboo sebagai bagian keluarga. bahkan ayah, yang menggali makan kiboo tadi sore. dadah kiboo, dadah! ;')



Tidak ada komentar:

Posting Komentar