Rabu, 15 Juni 2016

TENTANG PENYESALAN

“kita putus!!!“
“ya sudah. Aku akan cari yang lain!”
“hah?”
Pinkan adalah gadis super cuek dan dia pun paling gensi jika menangis di depan cowok. Bagi dia cewek yang nangis dan ngemis-ngemis mendapatkan cinta seorang cowok itu, bodoh!. harusnya kita yang dikejar bukan kita yang mengejar.
Setelah lama dia diputusin cowok-cowoknya. Alasan sama EGOIS. Dia jarang nggak pernah SMS jika nggak di SMS duluan. Apa lagi telfon, nggak pernah. “gensi lah masa aku yang telfon..”
Selalu itu. Rangga adalah cowok ke-3 yang minta putus. Dengan gampangnya dia bilang “ya udah…”
Rangga pun sempat tak percaya, dia ingin mendengar kata-kata “jangan..” atau apalah. Apa benar pinkan nggak sayang dia?
Jika di bilang nggak sayang, itu salah. Tidak seperti sebelum-sebelumnya, pinkan memang cuek dan nggak pernah peduli dengan mantan-mantannya. Kali ini beda, dia selalu mengamati setiap gerak-gerik rangga di FB dan di status twitter.
Dibuatnya gila, saat ada beberapa cewek yang mulai dekat dengan rangga. Bibirnya selalu manyun, saat mengetahui seakan status dia baik-baik saja.
“Harusnya dia galau, atau kalau nggak dia bilang masih sayang kek, ini…? Mama… hiks hiks”
Wah dugaan pinkan salah. Rangga beda dari cowok-cowok sebelumnya. Selain dia ganteng dia juga punya banyak teman cewek yang mudah dia dapatkan. Bukan main dibuat galau, pinkan semakin manyun.
“Tapi.. dia yang minta putus!. kenapa gara-gara aku sibuk sama teman-temanku, dia cemburu sih.? Teman-temanku kan cewek. Aku aja ngebebasin dia. Memang sih aku nggak pernah sms duluan, itu bukan karena nggak sayang.”
2 minggu berlalu..
Masih kangen bercampur sebel itu yang dinamakan cinta. Pinkan semakin di buat kesel, karena harus selalu bertemu dengan rangga setiap saat. Salahnya dia, mengapa dia milih pacaran sama satu kelas. Kayak gini repot kan?
“kamu putus pink,” Tanya desi
“iya!” jawabnya singkat.
“kalau gitu rangga buat aku ya,”
“hah?”
OH Tuhan.. kenapa semakin menyebalkan sih. Apa yang dikatakan Desi memang nggak main-main. Saat dia tahu pinkan putus dengan rangga. Langsung saja si desi mendekati rangga. Tak lama ada kabar kalau rangga itu jadian dengan Desi.
Gila!!!
Bukankah desi itu sahabatnya, segitu banget sih. Langsung nyongsong aja. Semakin pedas dibuatnya saat dia mengetahui mereka pacaran. It is okay, kenapa aku nggak bikin dia panas juga.!
Dengan sedikit kecewa dan mulai dengan ispirasinya, aku pun harus cepat memiliki cowok. Tapi siapa?
“pink.. besok Adit kayaknya kesini.”
“adit siapa sih ma..”
“itu loh, anaknya om Faizal.”
“oh..”
Adit, dia adalah anak teman mama. Dulu sih aku sering main bareng sama dia. Sudah 7 tahun berlalu aku nggak pernah ketemu dengan dia. Seperti apa wajahnya? aku sudah lupa pastinya. Umur kami beda 2 tahun. Kata mama sih bakalan lama Adit berada Semarang. Dia mau kuliah di kota ini katanya.
Tak bisa di duga bayangan pinkan itu berubah total, saat bertemu Adit, kirain dia masih item dan buluk. Ternyata berubah menjadi ganteng dan keren. Mungkin karena air dan udara di bandung yang dingin. Merubah kulit hitam pekatnya menjadi putih gitu.
Harus kah dia tinggal dirumahku?
Ya harus kata mama pinkan. Ternyata Aldy tinggal di rumah pinkan. Bukan hal baik tentunya, karena kamar pinkan justru di kasih buat Adit, dan dia tidur di kamar belakang bekas kamar si mbok.
“oh no!”
Ini sebuah ketidakaadilan buat pinkan. Hubungannya semakin nggak baik dengan Aldy. Apalagi sifatnya yang sangat membosankan. Berusaha cari perhatian dengan cara menjemput setiap pulang sekolah.
“pink..”
“kamu? Kenapa kesini lagi sih. Aku kan udah bilang jangan pernah jemput aku.”
“mama kamu yang minta. Lagian kamu pede banget sih, siapa juga yang mau jemput cewek jutek kayak kamu.” Ujarnya kesel
“jutek?”
“iya!”
“oh no!. kamu!!!”
“itu cowok kamu pink?” Tanya desi. Yang tiba-tiba muncul dengan rangga. Saat itu rangga benar-benar di buat panas. Siapa kira jika pinkan pun secepat itu mendapat penggantinya.
“iya!” tegas pinkan.
“apa?” kaget aldy. “aww..” pinkan pun mencubit pinggang Aldy.
“oh! selamat..” ujar mereka berdua. Pinkan sungguh puas ketika berhasil membuat rangga cemburu.
Sampai rumah pinkan dengan Aldy masih sempat berantem masalah kebohongan pinkan. Mengenai tadi saat pinkan mengatakan Aldy itu cowoknya.
“aku juga nggak bodoh kali, aku juga nggak mau punya cowok bawel kayak kamu.!”
“Terus kenapa kamu mengatakan aku itu cowok kamu?”
“aku Cuma ingin keliatan baik-baik saja di depan mereka!”
“dia mantanmu?”
“iya! dia putusin aku.”
“Pantes aja kamu ditinggalin dia. Sudah di tebak. Makanya jadi cewek tuh jangan jutek.”
“memang salah jika aku nggak sms ke dia duluan, memang salah jika aku ngga mau jalan karena aku mau jalan sama teman-temanku. Nggak kan?”
“SALAH! cowok juga sama. Dia juga ingin diperhati’in. dia juga ingin mendapat pengungkapan rasa sayang kamu itu. Cowok pastinya bertanya-tanya lah apa benar kamu itu sayang sama dia? jika hal kecil seperti sms aja kamu nggak pernah sempatin. Bukan gitu cara kamu pink.. kamu mungkin cuek, tapi nggak semua orang berpikiran seperti kamu. cowok juga sama punya perasaan. Walaupun terkadang mereka mengutamakan logika, akan tetapi cowok juga nggak pernah meninggalkan perasaannya.” ujarnya.
Pinkan pun terdiam, apa yang dikatakan Aldy benar. Tapi dia telat karena rangga sudah jadi milik Desi.
“buat pengalaman kamu aja.. hilangin sifat cuek kamu. kamu bakalan diputusin cowok kamu terus kalau kamu masih nyimpen sifat EGO sama CUEK kamu!”
(****)
Pinkan mulai menyesal. Dia memeng masih mencintai rangga. Tapi kenapa dia tak mau mengungkapkannya?. Cinta itu nggak bisu.. harusnya dia mengatakan perasaannya.
Terlambat..
“itu beneran cowok kamu?” Tanya Desi
“iya! eh maksudku bukan..!” jawab Pinkan
“kamu masih sayang rangga kan?” tambah Desi
“nggak mungkin lah. Dia kan cowok kamu!”
“hemmm bohong!”
“beneran des.”
“udah sih pink, jujur aja. Kapan sih kamu belajar dewasa?. aku sama rangga nggak ada hubungan apa-apa kok. Dia masih menunggu kamu. dia juga masih sayang sama kamu. dia minta aku berpura-pura jadi pacarnya, Cuma modus kok! dia Cuma ingin tahu, apa kamu bener nggak sayang dia?”
“maksud kamu?”
“aku nggak pacaran sama rangga. Dia sekarang nunggu kamu di taman. Katakan yang sebenarnya jika kamu sayang sama dia.”
(****)
Pinkan pun beneran pergi ke taman. Lalu dia ikutin saran Desi. Bukan kah cinta itu nggak bisu?.
“aku masih sayang kamu!”
Rangga pun tersenyum. Ternyata kali ini Pinkan benar-benar menghilangkan Egois dan Cueknya itu. Dia berani mengatakan yang sebenarnya dia rasakan.
Siapa hayoo yang belum mengungkapkan cintanya? ayolah tak usah gengsi dan malu. Karena cinta itu nggak bisu loh!
semangat!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar